Category: Article
Pilih Mana? Detergen Busa Melimpah vs Deterjen Busa Sedikit
Bagi sebagian orang aktivitas mencuci tentunya menjadi aktivitas yang rutin dilakukan di setiap akhir pekan. Tidak jarang sebagian orang akan membeli mesin cuci untuk memudahkan aktivitas mencuci mereka. Akan tetapi, bagaimanapun cara mencuci yang Anda lakukan pemilihan deterjen tetap yang paling penting.
Di zaman modern saat ini ada banyak pilihan deterjen yang bisa Anda temukan. Mulai dari berbentuk bubuk maupun cair, semua bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Selain itu, saat memilih deterjen pastikan juga apakah deterjen tersebut memiliki busa melimpah atau berbusa sedikit. Mengapa hal ini penting? Karena ternyata masih banyak orang yang beranggapan bahwa deterjen yang memiliki busa melimpah akan menghasilkan cucian yang lebih bersih dan wangi. Tetapi apa benar demikian? Berikut kami jelaskan kelebihan dan kekurangan deterjen berbusa melimpah vs deterjen berbusa sedikit!
Deterjen Berbusa Melimpah
Sebagian orang masih banyak yang beranggapan bahwa makin banyak busa yang dihasilkan oleh deterjen maka hasil pencucian akan makin bersih dan wangi. Visual busa yang melimpah juga akan memberikan kesan yang memuaskan (satisfying) sehingga sangat cocok untuk aktivitas mencuci secara manual dengan tangan. Akan tetapi, deterjen dengan busa yang melimpah justru menggunakan banyak zat kimia yang dapat menyebabkan tangan Anda menjadi kering, gatal, hingga iritasi.
Selain tidak ramah untuk kulit sensitif, busa deterjen yang melimpah juga tidak cocok untuk mesin cuci karena akan meninggalkan residu dan menghambat kinerjanya di kemudian hari. Menggunakan deterjen dengan busa yang melimpah juga akan mengharuskan Anda membilas pakaian lebih banyak, jika tidak maka busa akan meninggalkan residu noda pada pakaian.
Deterjen Berbusa Sedikit
Berbeda dari deterjen berbusa melimpah, deterjen low-foam (berbusa sedikit) memiliki visual yang kurang memuaskan. Sehingga akan kurang menyenangkan jika digunakan untuk mencuci baju secara manual dengan tangan. Akan tetapi, deterjen jenis ini ramah untuk mesin cuci karena busanya tidak akan menumpuk dan merusak komponen mesin cucinya. Selain itu, deterjen low-foam juga tidak menggunakan bahan kimia sebanyak deterjen high-foam sehingga lebih mudah dibilas dan tidak meninggalkan residu pada pakaian. Dengan begitu, Anda bisa menghemat pengeluaran dalam penggunaan air.
Deterjen low-foam juga cocok untuk Anda yang memiliki kulit sensitif karena hanya menggunakan sedikit bahan kimia keras. Meski begitu, jenis deterjen ini cenderung memiliki kandungan pewangi yang lebih ringan sehingga kurang tahan lama.
Kesimpulan
Memilih deterjen berbusa melimpah atau berbusa sedikit memang tergantung pada kebutuhan masing-masing. Jika Anda lebih suka mencuci secara manual dengan tangan serta menginginkan aroma yang lebih tahan lama serta visual yang memuaskan maka gunakan deterjen berbusa melimpah. Namun, jika Anda ingin lebih menghemat penggunaan air dan menjaga kinerja mesin cuci, maka deterjen berbusa sedikit adalah opsi terbaik untuk Anda.
Merawat pakaian memang tidak semudah kelihatannya. Tetapi di zaman modern seperti saat ini banyak penyedia jasa laundry premium yang siap membantu dan mempermudah beban mencuci Anda. Seperti JDM Laundry, penyedia layanan laundry kiloan premium di kota Surabaya yang dikerjakan oleh tenaga profesional dengan mesin berkualitas! Dilengkapi dengan fasilitas antar-jemput, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam karena harga semua layanan di JDM Laundry sangat terjangkau. Jadi, jangan pernah ragu untuk mempercayakan perawatan pakaian Anda pada JDM Laundry dan pesan layanan kami sekarang juga melalui Hotline WhatsApp atau pesan langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore maupun Appstore!
Unik dan Timeless, Ini Perbedaan Teraso Resin vs Teraso Semen!
Teraso merupakan jenis ubin yang sudah ada sejak zaman dahulu dan kembali menjadi populer di zaman modern saat ini. Memiliki motif unik karena terdiri dari campuran pecahan batu marmer, granit, kaca, hingga bahan lainnya membuat Teraso bisa menghidupkan nuansa vintage. Jika Anda ingin menciptakan nuansa vintage di hunian Anda dengan memasang lantai Teraso, maka perhatikan perbedaan antara Teraso Resin dengan Teraso Semen berikut! Meski keduanya terlihat estetis, tetapi terdapat beberapa perbedaan dalam komposisi, daya tahan, hingga cara perawatannya!
Teraso Resin
Teraso Resin adalah jenis lantai teraso yang menggunakan resin epoksi (poliuretan) sebagai pengikat bahan-bahan yang menjadi motif jenis lantai ini. Tentu saja hal tersebut membuat lantai Teraso jenis ini lebih tahan air dan memiliki pori-pori lebih kecil dan rapat sehingga tidak mudah terkena noda. Oleh karena itu, selain perawatannya yang terbilang lebih mudah serta memiliki ketahanan yang lebih kuat membuat Teraso Resin lebih mahal dibanding Teraso Semen karena harga perekat resin yang lebih mahal dan pemasangannya yang rumit. Selain dari faktor ketahanan, Teraso Resin juga memiliki tampilan lebih mengkilap dan memiliki banyak varian motif serta warna, tentunya sangat cocok untuk Anda yang ingin menciptakan nuansa vintage yang mewah dan elegan di hunian Anda.
Sayangnya, selain harga yang lebih mahal, lantai Teraso Resin tidak cocok dipasang di luar ruangan. Paparan terhadap sinar UV yang terlalu lama dapat memudarkan warna tampilannya. Pastikan mempercayakan pemasangan lantai Teraso Resin pada tenaga yang ahli, ya, Sobat JDM!
Teraso Semen
Seperti namanya, jenis Teraso ini tidak menggunakan resin epoksi untuk mengikat pecahan-pecahan marmer, granit, kaca, hingga bahan lainnya. Akan tetapi, jenis lantai ini menggunakan semen sebagai bahan pengikat utama. Hal ini membuat tampilan Teraso Semen menjadi lebih alami serta lebih bernuansa klasik dan rustic. Berbeda dengan Teraso Resin, Teraso Semen lebih mudah menyerap air karena memiliki pori-pori lebih besar sehingga lebih mudah bernoda dan retak.
Menggunakan semen sebagai perekat membuat Teraso Semen lebih ekonomis karena bahan perekatnya yang lebih mudah didapatkan dan pemasangannya yang mudah. Meski lantai Teraso Semen lebih rentan terhadap retakan jika tidak diberi pelindung, jenis lantai ini lebih tahan lama jika dipasang di luar ruangan.
Memilih antara Teraso Resin ataupun Teraso Semen memang tergantung dari kebutuhan serta kondisi lokasi pemasangan. Jika Anda menginginkan lantai yang tahan air, mudah dibersihkan, serta memiliki tampilan modern, maka Teraso Resin adalah pilihan terbaik. Namun, jika Anda mencari solusi yang lebih ekonomis, cocok untuk area luar ruangan, serta memiliki tampilan klasik, maka Teraso Semen adalah alternatif yang lebih baik. Tetap pertimbangkan faktor kondisi lingkungan, budget yang dimiliki, serta tingkat perawatan sebelum memilih jenis Teraso yang sesuai untuk kebutuhan Anda.
Agar permukaan lantai Teraso selalu tampil mewah dan baru maka diperlukan perawatan poles lantai secara rutin. Kini Anda bisa mempercayakan perawatan lantai mewah Anda pada JDM Cleaning dengan memesan layanan Kristalisasi. Anda dapat memesan melalui Hotline WhatsApp atau pesan secara langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh di Playstore maupun Appstore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
Serangga Kamitetep Ini Muncul Di Rumahmu? Pertanda Harus Bersih-Bersih!
Sebagian orang pasti ada yang tidak mengetahui nama asli serangga berbentuk unik ini. Serangga ini bernama Kamitetep (Phereoeca uterella) atau juga disebut Bagworm karena memiliki “rumah portable” yang terlihat seperti biji labu. Kantung atau “rumah portable” tersebut mereka dapat dari serat sutra, sarang laba-laba, dan butiran debu. Maka tidak heran jika serangga ini sering muncul di area dengan kondisi yang kotor dan penuh debu hingga sarang laba-laba.
Seperti serangga pada umumnya, siklus hidup serangga kamitetep dimulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Kamitetap juga termasuk serangga dengan siklus berkembangbiak yang cukup cepat dengan menghasilkan 200 telur per minggu. Para induk akan meletakkan telur-telur tersebut di celah dinding, lantai, atau tempat-tempat kotor, gelap, dan lembap lainnya yang membuat serangga ini cukup sulit diatasi.
Selain memakan sarang laba-laba, serangga unik ini juga akan memakan pakaian berbahan sutra dan wol hingga tanaman. Kamitetep juga akan mencari tempat celah-celah kecil pada perabotan kayu untuk dijadikan sarang bertelur. Tentunya jika koloni Kamitetep ini dibiarkan akan merusak perabotan secara keseluruhan. Bagaimana? Serangga ini sangat mengganggu, bukan? Ternyata tidak sampai di situ saja, serangga Kamitetep juga bisa menyebabkan alergi pada kulit, lho. Simak penjelasannya!
Benarkah “Gigitan” Kamitetep Sebabkan Alergi Di Kulit?
Meski keberadaannya dikenal sangat mengganggu dan merusak estetika hunian, banyak pula yang beranggapan jika Kamitetep dapat menyebabkan alergi di kulit dengan gigitannya. Faktanya, serangga Kamitetep tidak bisa menggigit. Akan tetapi, sensasi gatal pada kulit setelah menyentuh serangga ini disebabkan oleh kotoran yang menyelimuti selubung kantongnya. Dikutip dari halodoc, paparan bulu dan kotoran pada kantong Kamitetep dapat meniimbulkan beberapa gejala alergi di kulit seperti gatal-gatal, kemerahan yang melebar, pembengkakan pada kulit yang gatal, hingga iritasi atau nyeri pada kulit. Meski bersifat ringan dan dapat hilang dalam 2-3 hari, beberapa hal di bawah ini harus dihindari agar alergi dan iritasi kulit tidak semakin parah:
1. Cuci area yang terkena paparan dengan sabun dan air mengalir.
2. Kompres dingin area yang terkena paparan Kamitetep selama 10-20 menit.
3. Oles Calamine lotion pada area yang terkena paparan serangga Kamitetep dan hindari menggaruk area tersebut.
Jika setelah melakukan tips di atas alergi pada kulit tidak berangsur sembuh atau bahkan mengeluarkan cairan disertai demam dan nyeri, maka Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kini dengan mengetahui penyebab kemunculan serangga Kamitetep di hunian Anda serta dampak yang dapat ditimbulkan, Anda dapat mulai melakukan penanganan yang tepat. Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah menjaga kebersihan rumah dan celah-celah kecil dari debu, pasir, hingga sarang laba-laba. Anda tidak perlu khawatir! Sekarang Anda dapat memesan layanan General Cleaning dari JDM Cleaning untuk pengerjaan pembersihan yang lebih menyeluruh dan detail. Anda dapat memesannya melalui Hotline WhatsApp resmi JDM Cleaning, atau pesan langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore mau pun Appstore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
UV C Ozone vs Pest Control, Mana yang Lebih Ampuh Hilangkan Kutu Kasur?
Kutu kasur atau Bed Bugs merupakan jenis hama parasit penghisap darah yang sering menginfeksi tempat tidur dan celah-celah tersembunyi. Dengan sistem berkembangbiak yang cepat membuat kutu kasur (bed bugs) menjadi sangaat sulit untuk diatasi. Banyak orang yang mengandalkan panas sinar matahari untuk menjemur perabotan yang dihinggapi kutu. Meski cara tersebut ampuh untuk membunuh kutu dengan membuat mereka dehidrasi, akan tetapi proses penjemuran dapat memakan waktu yang cukup lama.
Di era modern saat ini, melenyapkan kutu kasur (bed bugs) dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu menggunakan jasa pest control maupun menggunakan UV C Ozone. Namun di antara kedua layanan pelenyap kutu kasur tersebut manakah yang lebih ampuh? Apa saja kelebihan dan kelemahan dari masing-masing layanan? Berikut penjelasannya!
Mensterilkan Hunian Menggunakan UV C Ozone
UV C sendiri merupakan sinar ultraviolet dengan gelombang paling tinggi dan berbahaya yang tersaring ozone sehingga tidak sampai menyentuh bumi. Dengan inovasi teknologi modern kini memungkinkan Anda untuk mensterilkan hunian Anda dengan bantuan sinar ultraviolet tersebut untuk menghancurkan DNA dan RNA microorganisme. Pada alat UV C Ozone, Sinar UV C yang berbahaya tersebut akan mengenai Oksigen (O₂) dan berubah menjadi Ozon (O₃). Gas Ozon itulah yang akan menyebar ke area yang sulit dijangkau melalui udara dan merusak dinding sel mikroorganisme hingga mati.
Kelebihan Menggunakan Alat UV C Ozone:
Dengan kemampuannya dalam menembus celah-celah kecil yang sulit dijangkau, membuat UV C lebih efektif membunuh mikroorganisme. Bahkan dalam durasi paparan yang tepat, UV C Ozone juga mampu membunuh kutu kasur. Menggunakan UV C Ozone dalam mensterilkan hunian juga lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia dan tidak meninggalkan residu yang mengganggu. Dengan begitu, tentu saja penggunaan alat UV C Ozone untuk sterilisasi dapat digunakan secara rutin untuk menekan perkembangbiakan kutu kasur dan mikroorganisme lainnya.
Kekurangan Menggunakan Alat UV C Ozone:
Di samping kelebihannya yang mampu menembus celah-celah kecil hingga ramah lingkungan, sayangnya UV C Ozone juga tidak bisa digunakan secara sembarangan. UV C Ozone akan berdampak berbahaya hingga menyebabkan berbagai infeksi mata, kulit, dan pernafasan jika terpapar terlalu lama. Selain itu, proses sterilisasi juga akan terhambat jika sinar tidak sampai ke suatu area atau permukaan yang terhalang. Penggunaan alat UV C Ozone juga kurang efektif jika digunakan untuk melenyapkan hama rumah dalam jumlah besar dan parah. Akan tetapi bagus untuk melakukan sterilisasi hunian dengan tingkat infestasi ringan secara rutin.
Mensterilkan Hunian Menggunakan Pest Control
Pest Control adalah upaya mengontrol dan melenyapkan gangguan hama rumah yang menggunakan cairan kimia seperti insektisida, rodentisida, atau bahan kimia lainnya. Bahan kimia tersebut akan disebarkan ke berbagai titik dalam rumah Anda yang menjadi sarang hama. Cara ini lebih umum dan banyak dipilih oleh orang dari berbagai kalangan akan tetapi bagaimana dengan kelebihan dan kekurangan Pest Control?
Kelebihan Menggunakan Pest Control:
Cocok untuk digunakan mengontrol masalah hama dengan jumlah besar dan parah karena bahan kimianya yang kuat. Sisa bahan kimia yang telah disemprotkan pun akan bertahan dalam waktu yang cukup lama membuat Pest Control lebih efektif untuk mencegah masalah yang berulang. Berbeda dengan pengguanaan alat UV C Ozone yang memiliki batas dan kelemahan terhadap jarak sinar, jasa Pest Control dapat menjangkau area yang lebih luas.
Kekurangan Menggunakan Pest Control:
Penggunaan bahan kimia sebagai alat pengontrol hama tentu akan meninggalkan residu yang tidak nyaman. Selain menyebabkan alergi, iritasi hingga masalah pernafasan terutama jika ventilasi pada hunian tidak memadai, penggunaan zat kimia pada Pest Control juga dapat meninggalkan noda dan merusak tekstur soft furniture. Meski lebih efektif lenyapkan hama dalam jumlah besar, bahan kimia pada Pest Control juga perlu diperhatikan agar tidak mencemari air atau tanah hingga membahayakan manusia atau hewan peliharaan lainnya.
Jika hunian Anda memiliki masalah terkait hama seperti kutu kasur atau hewan mikroorganisme lainnya dan sedang mencari solusi, mulailah perhatikan perbedaan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing cara di atas. Untuk masalah kutu kasur yang ringan, penggunaan UV C Ozone dapat menjadi solusi pada hunian Anda. Dengan biaya yang lebih murah dari jasa Pest Control dan tidak meninggalkan residu zat kimia berbahaya, dipastikan hunian Anda akan steril kembali.
Kini Anda juga tidak perlu bingung! Anda dapat menggunakan kombinasi layanan Hydrocleaning dan UV C Ozone untuk mengusir hama kutu kasur yang bisa Anda pesan di JDM Cleaning. Dilengkapi dengan alat Hydrovacuum yang mampu menyerap hingga kedalaman 30cm, dijamin mampu mengangkat kutu kasur yang bersarang dicelah-cleah kasur Anda. Kini Anda bisa memesan layanan kami melalui Hotline WhatsApp atau pesan langsung dan nikmati diskon menarik di Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh di Playstore ataupun Appstore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
3 Alasan Pentingnya Mencuci Baju Thrift Sebelum Digunakan
Membeli pakaian thrift ataupun membuka bisnis thrifting sedang menjadi trend di beberapa tahun terakhir hingga saat ini. Selain karena alasan ekonomi, pakaian thrift juga lebih disukai karena gaya unik yang ditawarkan. Tidak terkecuali banyak yang tertarik dengan konsep keberlanjutan untuk menjaga lingkungan dari limbah dan polusi. Akan tetapi, tidak semua pakaian thrift yang dijual tidak membawa risiko untuk kesehatan kulit Anda. Berikut beberapa alasan pentingnya mencuci baju hasil thrifting sebelum Anda gunakan:
Menghilangkan Debu, Bakteri, dan Jamur
Pakaian thrift merupakan pakaian bekas pemilik sebelumnya dan dijual kembali. Dengan kondisi barang yang sudah tua dan disimpan di tempat yang kurang higienis membuat debu dan bakteri menempel pada kain. Pada beberapa kasus, pakaian thrift bisa ditumbuhi jamur kapang yang dapat mengganggu kesehatan kulit Anda. Mencuci dengan air panas atau disinfectant sebelum menggunakan pakaian hasil thrifting dapat membantu melenyapkan mikroorganisme pada serat kain.
Membersihkan Sisa Zat Kimia dan Bau Tidak Sedap
Pakaian thrift yang tidak kunjung terjual akan tersimpan lebih lama. Akibatnya, pakaian akan menimbulkan bau tidak sedap karena terpapar kelembapan dalam waktu yang cukup lama. Proses penyimpanan pakaian thrift juga sering menggunakan bahan kimia seperti pengawet atau penghilang bau untuk menjaga kondisi pakaian. Mencuci pakaian thrift sebelum digunakan juga dapat menghilangkan bau tak sedap tersebut dan meluruhkan zat-zat yang dapat menimbulkan alergi pada kulit Anda.
Mengurangi Risiko Masalah Kulit
Meski bisnis thrift menawarkan berbagai model busana yang unik bahkan bermerek dengan harga yang lebih murah. Pengguna dengan kulit sensitif harus tetap berhati-hati dengan residu yang tertinggal pada serat kainnya. Pengguna dengan kulit sensitif lebih berisiko mengalami alergi jika bersentuhan dengan residu detergen, parfum, atau bahan kimia lainnya yang digunakan pemilik sebelumnya.
Mencuci pakaian thrift sebaiknya tidak dicampur dengan pakaian Anda lainnya. Pisahkan dan rendam terlebih dahulu dengan air panas selama 15-30 menit untuk membunuh kuman dan bakteri. Untuk membasmi mikoorganisme gunakan detergen dan tambahkan cairan disinfektan lalu jemur di bawah sinar matahari secara langsung. Agar pakaian lebih rapi dan memastikan tungau dan bakteri yang tersisa telah hilang, Anda bisa menyetrikanya terlebih dahulu sebelum disimpan.
Bagi Anda pemilik bisnis thrift store di daerah Surabaya dan sedang membutuhkan jasa laundry premium yang terjangkau, Anda dapat serahkan ke JDM Laundry yang sudah tepercaya! Dikerjakan oleh tenaga profesional dengan menggunakan bahan yang aman dan Eco Friendly, JDM Laundry juga dilengkapi dengan fasilitas antar-jemput yang akan makin memudahkan Anda. Anda dapat memesan layanan JDM Laundry secara langsung melalui Hotline WhatsApp atau aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore mau pun Appstore.
3 Alasan Pentingnya Mencuci Helm saat Musim Hujan
Menjadi pelindung kepala yang harus selalu digunakan saat berkendara membuat helm kerap terpapar keringat, minyak kulit kepala, air hujan, hingga debu jalanan. Tidak jarang sebagian orang mengabaikan kebersihan dan kelembaban bantalan dalam helm yang bisa menyebabkan bau tak sedap. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, bantalan helm dapat menjadi tempat jamur dan bakteri berkembangbiak hingga menyebabkan masalah serius pada kulit kepala Anda. Berikut beberapa alasan pentingnya mencuci helm dan memelihara kebersihannya meski saat di musim hujan:
Menghindari Bau Tak Sedap
Selain keringat dan minyak dari kulit kepala, air hujan yang meresap ke bantalan juga dapat membuat helm menjadi lembap. Apabila setelah pemakaian helm tidak segera dikeringkan dan diangin-anginkan, besar kemungkinan jamur dan bakteri yang mengendap di bantalan atau busa lapisan dalam helm menimbulkan bau tak sedap. Oleh karena itu, membersihkan dan memastikan helm selalu kering setelah terkena hujan ataupun setelah pemakaian di musim panas sangat penting agar lapisan dalam helm tetap kering dan tidak lembap.
Mencegah Risiko Iritasi dan Infeksi Kulit Kepala
Selain memicu bau yang tidak sedap, jamur dan bakteri yang mengendap di bantalan atau busa dalam helm juga dapat mengakibatkan masalah kulit. Beberapa masalah kulit yang dapat dipicu oleh jamur dan bakteri pada bantalan atau busa dalam helm adalah iritasi, jerawat, hingga infeksi kulit kepala seperti kurap, Folikulitis, hingga Dermatitis Seboroik.
Masalah kulit seperti Dermatitis Seboroik disebabkan oleh jamur Malassezia yang dapat membuat rambut berketombe. Dalam kasus yang lebih parah, jamur ini dapat memicu infeksi yang lebih parah hingga membuat kepala gatal, kemerahan, hingga bersisik. Menjaga kebersihan helm dengan mencuci helm secara rutin dapat mengurangi risiko Anda terkena infeksi kulit ini.
Menghindari Alergi dan Penyakit Pernafasan Lainnya
Tidak hanya debu jalanan yang terperangkap di bantalan atau busa dalam helm, spora jamur yang berkembangbiak pada bantalan helm juga dapat terhirup saat digunakan. Beberapa gangguan pernafasan yang dapat disebabkan oleh partikel-partikel kecil yang terhirup dari bantalan helm yang kotor adalah flu, batuk, atau reaksi alergi lainnya seperti bersin.
Menjaga kebersihan helm dengan cara mencucinya secara rutin tentu dapat membuat helm menjadi awet dan kesehatan Anda pun turut terjaga. Kelembapan pada bantalan helm secara terusmenerus juga dapat merusak material sehingga mengharuskan Anda membeli helm baru. Tidak heran, mencuci helm saat musim hujan memang menjadi kendala bagi setiap orang karena dengan pengeringan yang kurang baik, bantalan helm jadi tidak kering sempurna dan justru mengundang jamur berkembangbiak. Tetapi kini Anda tidak perlu khawatir karena JDM Laundry menyediakan layanan cuci helm murah mulai 35K saja! Menggunakan bahan yang aman dan dikerjakaan oleh tenaga profesional dijamin bantalan helm Anda akan bersih dan kering sempurna.
Tunggu apalagi? Cuci helm Anda sekarang di JDM Laundry dengan memesan melalui Hotline WhatsApp atau melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore vs Appstore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
Bahaya! Ini 4 Alasan Karpet Permanen Harus Rutin Dicuci
Meski motifnya dapat mempercantik kantor atau jenis area bisnis Anda lainnya, akan tetapi menggunakan karpet permanen juga harus sejalan dengan rutinnya menjaga kebersihan permukaan karpet. Berbeda dengan karpet lepasan yang dapat dilepas dan dicuci dengan mudah, karpet permanen tidak dapat dilepas karena proses pemasangannya kembali pun tidak mudah. Tidak heran, banyak orang akan mengabaikan karpet permanen dalam agenda bersih-bersih mereka. Akibatnya, karpet menjadi tidak terawat dan menjadi tempat menumpuknya debu, alergen, dan kotoran lainnya. Berikut 4 alasan mengapa Anda harus rutin mencuci karpet permanen agar terhindar dari hal-hal berbahaya di bawah ini!
Menghilangkan Berbagai Macam Alergen
Debu merupakan partikel kecil yang dapat memasuki berbagai tempat tak terkecuali rumah kita. Jika tidak rutin dibersihkan maka debu tersebut akan mengendap di permukaan karpet. Tidak hanya debu, berbagai macam alergen juga dapat mengendap di permukaan karpet permanen seperti bulu hewan, serbuk sari, bakteri, hingga jamur. Tentu saja hal-hal tersebut dapat berefek negatif pada sistem pernafasan Anda jika terhirup secara terus-menerus.
Jamur yang berkembangbiak pada karpet permanen juga dapat memicu iritasi hingga infeksi kulit. Tentu saja berbagai masalah kesehatan ini dapat menjadi masalah kesehatan besar terutama pada anak-anak, lansia, atau orang dewasa yang memiliki sistem imun yang lemah.
Menjaga Kualitas Udara
Setiap kali seseorang berjalan melewati karpet permanen tersebut tentu membuat partikel debu dan kotoran yang mengendap terangkat kembali ke udara. Debu-debu yang beterbangan di udara ini akhirnya dapat memengaruhi kualitas udara yang Anda hirup. Makin banyak frekuensi pengunjung yang melewati karpet permanen, maka makin sering pula frekuensi pencuciannya. Mencuci karpet permanen secara rutin dapat membantu mencegah pelepasan partikel-partikel kecil ini dan menjaga udara yang Anda hirup tetap bersih.
Menghilangkan Bau Tidak Sedap dan Noda Membandel
Selain bau tidak sedap yang disebabkan oleh menumpuknya debu pada permukaan karpet, hal ini juga dapat disebabkan oleh tumpahan makanan, minuman, atau bahkan lumpur yang terbawa dari luar. Jika tidak secara rutin dibersihkan, maka noda tersebut akan menumpuk dan menyebabkan karpet terlihat kusam dan berbau apek. Mencuci karpet secara rutin dapat menghilangkan noda membandel serta menjaga karpet tetap beraroma segar bebas dari bau apek.
Menjaga Karpet Agar Tetap Awet
Debu yang menempel pada permukaan karpet hingga menebal tentu dapat merusak keindahan motif karpet. Selain itu, kotoran dan debu yang menempel pada karpet juga dapat merusak tekstur dan serat kain jika lama tidak dibersihkan. Sehingga dengan mencuci karpet secara rutin Anda dapat mengurangi kebutuhan untuk mengganti karpet dalam waktu dekat.
Sebagian pengguna karpet permanen tentu banyak orang yang merasa bingung bagaimana cara mencuci karpet permanen mereka karena telah terpasang sempurna. Tetapi Anda tidak perlu khawatir karena JDM Cleaning dapat membantu Anda dalam mencuci karpet permanen tanpa perlu melepas pemasangannya. Menggunakan alat yang canggih dengan chemical pembersih khusus serta dikerjakan oleh tenaga terlatih dan profesional, kami dapat membersihkan karpet permanen Anda hingga terlihat seperti baru. Pesan layanan Fabric & Upholstery dari JDM Cleaning sekarang juga melalui Hotline WhatsApp atau Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore mau pun Appstore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
Jarang Mencuci Sprei? 7 Dampak Buruk Ini Siap Hantui Kesehatan Anda!
Sprei merupakan sebuah item yang pasti dimiliki semua orang. Menjadi pelapis serta penghalang kontak langsung antara kulit dan kasur tentunya membuat sprei cepat kotor. Belum lagi jika Anda menghabiskan 8 jam atau lebih beristirahat di kasur, tentu saja Anda akan menginggalkan banyak sel kulit mati pada serat kain sprei. Bahayanya, sel kulit mati yang tertinggal di serat kain tersebut dapat mengundang tungau karena hal tersebut merupakaan salah satu makanannya. Selain itu, apa saja dampak buruk lainnya yang siap hantui kesehatan Anda jika jarang mencuci sprei? Berikut penjelasannya!
Ladang Penumpukan Bakteri dan Kuman
Setiap malam saat beristirahat, tubuh kita mengeluarkan keringat, sel kulit mati, hingga air liur ke sprei serta sarung bantal. Bersamaan dengan suhu ruangan yang cukup, tentu saja dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, kuman, hingga tungau. Beberapa mikroorganisme berbahaya yang dapat ditemukan di sprei yang jarang di cuci meliputi bakteri Staphylococcus aureus hingga Escherichia coli (E. coli). Penumpukan bakteri dan kuman ini dapat menyebabkan infeksi kulit dan memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, seperti jerawat.
Meningkatkan Risiko Alergi dan Asma
Debu dan tungau debu merupakan masalah umum pada sprei yang tidak rutin dicuci. Tungau dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan dengan memakan sel kulit mati kita yang tertinggal di serat kain sprei. Keberadaan tungau debu ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius bagi mereka yang sensitif terhadap alergen. JIka Anda mengidap penyakit Asma, keberadaan tungau debu juga dapat memperburuk kondisinya jika masuk sampai saluran napas.
Penyebab Iritasi dan Infeksi Kulit
Bagi beberapa orang yang memiliki kulit sensitif, tidak mencuci sprei secara rutin dapat menyebabkan iritasi. Kotoran pada sprei dapat menyumbat pori-pori kulit hingga menimbulkan masalah seperti iritasi dan ruam. Sarung bantal yang jarang dicuci dan berkontak langsung dengan kulit wajah juga dapat menyebabkan jerawat. Candida merupakan salah satu jamur penyebab kurap yang dapat berkembang di tempat tidur akibat kelembapan yang terperangkap dalam sprei.
Munculnya Bau Tidak Sedap yang Mengganggu Kualitas Tidur
Sudah bukan hal yang asing lagi jika keringat dan air liur yang dikeluarkan setiap malam dapat berubah menjadi bau tidak sedap pada sprei Anda. Selain menjadi tanda banyaknya mikrobe berbahaya di tempat tidur, bau tidak sedap yang muncul pada sprei juga dapat mengganggu kualitas tidur. Hal tersebut tentu akan memengaruhi produktivitas Anda seharian. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu mencuci rutin sprei selama 2 minggu sekali.
Setelah mengetahui dampak negatif dari jarang mencuci sprei, tentunya membuat kita lebih rajin lagi dalam menjaga kebersihannya. Pastikan Anda secara rutin mengganti dan mencuci sprei 2 minggu sekali untuk mendapatkan tidur yang lebih berkualitas agar hari-hari Anda menjadi lebih produktif. Jika Anda merasa kualahan dalam mencuci sprei 2 minggu sekali, Anda bisa serahkan langsung ke JDM Laundry. Anda bisa hubungi langsung via Hotline WhatsApp kami atau pesan langsung melalui aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui PlayStore ataupun AppStore.
Ini Dia 5 Dampak Buruk Jarang Cuci Tandon dan Waktu Ideal Mencucinya
Tandon air merupakan salah satu komponen penting untuk tempat pesediaan air bersih di rumah atau tempat usaha Anda. Namun, tandon air juga perlu perawatan yang tepat karena rawan menjadi sarang endapan kotoran, lumut, hingga bakteri serta jamur lainnya yang dapat membahayakan kesehatan. Salah satu perawatan yang harus dilakukan secara rutin agar kualitas air Anda tetap terjaga adalah mencuci tandon. Tetapi tahukah Anda kapan waktu yang ideal untuk membersihkan tandon dan apa saja dampak buruknya jika diabaikan?
Mencuci Tandon Idealnya Berapa Kali?
Jarak waktu mencuci tandon tentunya bereda-beda ditentukan dari jenis tandon, kualitas air, hingga jumlah penggunaan air. Semakin banyak jumlah penggunaan air maka semakin pendek pula jarak waktu mencuci tandon Anda. Sama halnya dengan kualitas air yang tertampung. Bila kualitas air yang tertampung pada tandon kurang baik, maka tandon air Anda juga akan cepat kotor dan perlu dibersihkan lebih sering. Penggunaan tandon berbahan plastik juga harus lebih sering dibersihkan daripada tandon berbahan stainless. Hal tersebut karena tandon berbahan plastik lebih mudah berlumut saat terkena panas sinar matahari.
Berikut waktu ideal terbaik untuk mencuci tandon berdasarkan jumlah penghuni rumah dan frekuensi penggunaan air:
1). Rumah Tangga (2 Orang):
Mencuci tandon untuk rumah dengan 2 penghuni bisa dilakukan 6 bulan sekali. Dengan sedikitnya penggunaan air, maka akumulasi endapan kotoran, bakteri, dan lumut pun lebih lambat.
2). Rumah Tangga (4-6 Orang):
Penggunaan air untuk hunian dengan 4-6 orang cenderung lebih banyak. Oleh karena itu tandon akan lebih cepat terpapar kotoran, lumut, hingga bakteri. Membersihkannya selama 3-6 bulan sekali juga akan membantu menjaga kualitas air Anda.
3). Kos-Kosan (10-20 Orang):
Tentu saja penggunaan air di kos-kosan terbilang cukup tinggi. Dengan penghuni yang sangat banyak serta aktivitas yang memerlukan air cukup banyak seperti mandi, mencuci baju dan piring, tentu saja membuat tandon cepat kotor. Maka jarak mencuci tandon yang ideal untuk area kos-kosan adalah 2-3 bulan sekali.
4). Kantor (20-50 Karyawan):
Meskipun penggunaan air di kantor tidak sebanyak di kos atau rumah dengan penghuni yang banyak, akan tetapi air masih sering digunakan untuk mencuci tangan dan keperluan toilet. Dengan pengguna yang cukup banyak, maka idealnya mencuci tandon untuk area kantor dilakukan 3 bulan sekali.
5). Rumah Sakit:
Sebagai salah satu komponen paling penting di Rumah Sakit untuk berbagai keperluan medis, kebersihan, sterilisasi, hingga keperluan sanitasi, kualitas air juga harus tetap terjaga. Mencuci tandon 1-2 bulan sekali tentunya dapat membantu Anda menjaga kualitas air demi memenuhi standar kebersihan Rumah Sakit.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika jarak pencucian antara tandon plastik berbeda dengan tandon stainless. Hal tersebut karena tandon stainless mampu memantulkan cahaya sinar matahari dan tahan terhadap korosi. Oleh karena itu, jarak pencucian tandon berbahan stainless bisa 4 bulan lebih lama dibanding tandon berbahan plastik.
Apa Saja Dampak Jika Tandon Tidak Dibersihkan Secara Rutin?
Kualitas air yang tidak baik dan tertampung di dalam tandon tentu tidak baik untuk dikonsumsi. Selain membuat tandon menjadi cepat kotor, air tersebut juga memberi dampak buruk bagi kesehatan. Berikut penjelasannya:
1. Sistem Pencernaan
Selain digunakan untuk memasak, mencuci peralatan makan hingga bahan makanan, air juga digunakan untuk sikat gigi setiap harinya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), Salmonella, atau Legionella dapat menyebabkan infeksi pencernaan serius. Beberapa dampaknya pada sistem pencernaan antara lain:
Diare akut: Akibat minum air yang tercemar bakteri.
Mual dan muntah: Tanda-tanda bahwa tubuh sedang berusaha menyingkirkan zat berbahaya.
Keracunan makanan: Mengonsumsi air yang terkontaminasi bisa memicu gejala mirip dengan keracunan makanan, seperti sakit perut dan demam.
Kesehatan Mulut: Air yang mengandung kotoran, logam berat, atau bakteri berbahaya juga dapat memengaruhi kesehatan mulut. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah infeksi gusi hingga seriawan.
2. Masalah Kesehatan Mata
Selain sistem pencernaan, mata merupakan salah satu organ yang sangat sensitif jika berkontak dengan air kotor. Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan adalah iritasi mata hingga konjungtivis (mata merah).
3. Kesehatan Paru-Paru Bermasalah
Paparan bakteri dari air tandon yang tidak bersih juga bisa berdampak pada kesehatan pernafasan, terutama jika air tersebut digunakan untuk mandi, mencuci, atau bahkan terbawa ke udara sebagai aerosol (butiran air halus). Bakteri seperti Legionella bisa terhirup melalui uap air dan menyebabkan infeksi paru-paru yang disebut penyakit Legionnaires, yang bisa berujung pada pneumonia. Air kotor juga dapat memicu reaksi alergi atau memperburuk gejala asma pada individu yang sensitif terhadap kualitas udara.
Membersihkan tandon air secara rutin setiap 3-6 bulan adalah langkah pencegahan yang penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Mengabaikan kebersihan tandon dapat membawa berbagai dampak serius pada kesehatan pencernaan, mulut, mata, dan paru-paru keluarga Anda. Jangan tunggu hingga keluarga tercinta Anda terkena penyakit terlebih dahulu, bersihkan tandon Anda secara berkala dan pastikan air yang Anda gunakan sehari-hari selalu aman dan bersih. Percayakan urusan tandon air Anda ke JDM Cleaning dengan memesan layanan Cuci Tandon secara rutin melalui Hotline WhatsApp. Anda juga bisa memesan langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa diunduh via PlayStore mau pun AppStore.
JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!
Jarang Cuci Sepatu Bakterinya Sebabkan Penyakit Berbahaya Ini!
Menjadi salah satu alas kaki yang menjadi andalan baik untuk acara formal maupun informal, tidak jarang kebanyakan orang akan cenderung mengoleksi berbagai macam sepatu. Akan tetapi, karena padatnya aktivitas terkadang kita cenderung lupa menjaga kebersihan sepatu yang kita miliki. Faktanya membiarkan sepatu kotor dalam waktu yang lama dapat memperburuk jumlah bakteri hingga fatalnya dapat mengancam kesehatan kaki Anda. Berikut macam-macam penyakit yang dapat ditularkan melalui alas kaki kotor yang jarang dicuci!
1. Kutu Air (Athlete’s Foot)
Kutu air merupakan penyakit yang banyak menimpa pengguna alas kaki yang ketat dan tertutup, seperti sepatu. Bermula dari kaki yang berkeringat dan membuat sepatu menjadi lembap hingga adanya keratin pada kulit yang menjadi sumber makanan, hal-hal tersebut dapat menarik berbagai jenis jamur (fungi) untuk berkembang biak.
Sayangnya, penyakit kutu air dapat menular ke orang lain meski terjadi kontak secara tidak langsung seperti menggunakan sepatu bekas orang penderita kutu air. Penularan akan terjadi lebih cepat jika Anda memiliki luka terbuka seperti penderita Diabetes, atau Anda memiliki sistem imun yang lemah. Oleh karena itu, tetap berhati-hatilah saat meminjam alas kaki milik orang lain dan tetaplah jaga kebersihan alas kaki milik Anda.
2. Impetigo
Penyakit Impetigo juga dapat mengancam kesehatan kulit kaki Anda. Meski tidak disebabkan langsung karena jarang mencuci sepatu, akan tetapi sepatu yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi sarang bakteri penyebab Impetigo. Penularan penyakit Impetigo juga dapat dilakukan melalui kontak tidak langsung, salah satunya menggunakan benda bekas pengidap Impetigo seperti sepatu. Penyebaran penyakit kulit ini juga akan makin cepat jika Anda memiliki luka dan sepatu kotor Anda menjadi sarang bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
3. Mata Ikan
Mata Ikan merupakan penyakit dengan kondisi kulit yang menebal karena gesekan yang terlalu lama. Hal ini terjadi apabila ukuran sepatu terlalu kecil atau sempit dari ukuran kaki Anda. Meski mata ikan atau penebalan kulit tidak disebabkan secara langsung karena jarang mencuci sepatu, akan tetapi kondisi sepatu yang kotor dapat memperparah penyakit ini. Ukuran sepatu yang terlalu sempit akan membuat iritasi pada mata ikan makin parah.
4. Jamur Kuku (Onychomycosis)
Masalah lain yang diakibatkan oleh jarang mencuci sepatu adalah penyakit Jamur Kuku. Meskipun penyakit ini lebih sering dialami oleh lansia mengingat jaringan kuku mereka lebih mudah terkelupas. Akan tetapi, jarang mencuci sepatu dapat menumpuk berbagai kotoran, bakteri, hingga jamur yang dapat memasuki jaraingan kuku Anda. Penggunaan sepatu yang sempit juga dapat membuat produksi keringat pada kaki meningkat, bersama dengan sel kulit mati pada kaki tentu saja dapat memberi nutrisi tambahan penyubur jamur.
5. Bau Kaki
Sebagai pengguna sepatu yang tertutup pasti sudah tidak asing lagi dengan bau kaki setelah penggunaan dalam waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan oleh keringat yang dihasilkan kaki Anda dan bercampur bakteri-bakteri yang ada pada sepatu. Bakteri tersebut akan memecah keringat menjadi asam sehingga mengeluarkan bau tidak sedap. Tentu saja, kebersihan sepatu harus dijaga dengan mencucinya secara rutin agar terhindar dari koloni bakteri penyebab bau kaki.
Demikian beberapa dampak negatif dari jarang mencuci sepatu yang dapat merusak keindahan kulit kaki Anda. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sepatu secara rutin harus selalu Anda terapkan. Jika Anda tinggal di daerah Surabaya dan sedang mencari penyedia layanan cuci sepatu profesional, Anda bisa datang ke outlet JDM Laundry, di sini! Apabila Anda tidak memiliki banyak waktu atau malas keluar rumah, Anda dapat memesan layanan kami melalui Hotline WhatsApp atau pesan secara langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang dapat diunduh via Appstore ataupun Playstore.