Chat Us!

Jarang Mencuci Sprei? 7 Dampak Buruk Ini Siap Hantui Kesehatan Anda!

Sprei merupakan sebuah item yang pasti dimiliki semua orang. Menjadi pelapis serta penghalang kontak langsung antara kulit dan kasur tentunya membuat sprei cepat kotor. Belum lagi jika Anda menghabiskan 8 jam atau lebih beristirahat di kasur, tentu saja Anda akan menginggalkan banyak sel kulit mati pada serat kain sprei. Bahayanya, sel kulit mati yang tertinggal di serat kain tersebut dapat mengundang tungau karena hal tersebut merupakaan salah satu makanannya. Selain itu, apa saja dampak buruk lainnya yang siap hantui kesehatan Anda jika jarang mencuci sprei? Berikut penjelasannya!

Ladang Penumpukan Bakteri dan Kuman
Setiap malam saat beristirahat, tubuh kita mengeluarkan keringat, sel kulit mati, hingga air liur ke sprei serta sarung bantal. Bersamaan dengan suhu ruangan yang cukup, tentu saja dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, kuman, hingga tungau. Beberapa mikroorganisme berbahaya yang dapat ditemukan di sprei yang jarang di cuci meliputi bakteri Staphylococcus aureus hingga Escherichia coli (E. coli). Penumpukan bakteri dan kuman ini dapat menyebabkan infeksi kulit dan memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, seperti jerawat.

Meningkatkan Risiko Alergi dan Asma
Debu dan tungau debu merupakan masalah umum pada sprei yang tidak rutin dicuci. Tungau dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan dengan memakan sel kulit mati kita yang tertinggal di serat kain sprei. Keberadaan tungau debu ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius bagi mereka yang sensitif terhadap alergen. JIka Anda mengidap penyakit Asma, keberadaan tungau debu juga dapat memperburuk kondisinya jika masuk sampai saluran napas.

Penyebab Iritasi dan Infeksi Kulit
Bagi beberapa orang yang memiliki kulit sensitif, tidak mencuci sprei secara rutin dapat menyebabkan iritasi. Kotoran pada sprei dapat menyumbat pori-pori kulit hingga menimbulkan masalah seperti iritasi dan ruam. Sarung bantal yang jarang dicuci dan berkontak langsung dengan kulit wajah juga dapat menyebabkan jerawat. Candida merupakan salah satu jamur penyebab kurap yang dapat berkembang di tempat tidur akibat kelembapan yang terperangkap dalam sprei.

Munculnya Bau Tidak Sedap yang Mengganggu Kualitas Tidur
Sudah bukan hal yang asing lagi jika keringat dan air liur yang dikeluarkan setiap malam dapat berubah menjadi bau tidak sedap pada sprei Anda. Selain menjadi tanda banyaknya mikrobe berbahaya di tempat tidur, bau tidak sedap yang muncul pada sprei juga dapat mengganggu kualitas tidur. Hal tersebut tentu akan memengaruhi produktivitas Anda seharian. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu mencuci rutin sprei selama 2 minggu sekali.

Setelah mengetahui dampak negatif dari jarang mencuci sprei, tentunya membuat kita lebih rajin lagi dalam menjaga kebersihannya. Pastikan Anda secara rutin mengganti dan mencuci sprei 2 minggu sekali untuk mendapatkan tidur yang lebih berkualitas agar hari-hari Anda menjadi lebih produktif. Jika Anda merasa kualahan dalam mencuci sprei 2 minggu sekali, Anda bisa serahkan langsung ke JDM Laundry. Anda bisa hubungi langsung via Hotline WhatsApp kami atau pesan langsung melalui aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui PlayStore ataupun AppStore.

Ini Dia 5 Dampak Buruk Jarang Cuci Tandon dan Waktu Ideal Mencucinya

Tandon air merupakan salah satu komponen penting untuk tempat pesediaan air bersih di rumah atau tempat usaha Anda. Namun, tandon air juga perlu perawatan yang tepat karena rawan menjadi sarang endapan kotoran, lumut, hingga bakteri serta jamur lainnya yang dapat membahayakan kesehatan. Salah satu perawatan yang harus dilakukan secara rutin agar kualitas air Anda tetap terjaga adalah mencuci tandon. Tetapi tahukah Anda kapan waktu yang ideal untuk membersihkan tandon dan apa saja dampak buruknya jika diabaikan?

Mencuci Tandon Idealnya Berapa Kali?

Jarak waktu mencuci tandon tentunya bereda-beda ditentukan dari jenis tandon, kualitas air, hingga jumlah penggunaan air. Semakin banyak jumlah penggunaan air maka semakin pendek pula jarak waktu mencuci tandon Anda. Sama halnya dengan kualitas air yang tertampung. Bila kualitas air yang tertampung pada tandon kurang baik, maka tandon air Anda juga akan cepat kotor dan perlu dibersihkan lebih sering. Penggunaan tandon berbahan plastik juga harus lebih sering dibersihkan daripada tandon berbahan stainless. Hal tersebut karena tandon berbahan plastik lebih mudah berlumut saat terkena panas sinar matahari.

Berikut waktu ideal terbaik untuk mencuci tandon berdasarkan jumlah penghuni rumah dan frekuensi penggunaan air:

1). Rumah Tangga (2 Orang):
Mencuci tandon untuk rumah dengan 2 penghuni bisa dilakukan 6 bulan sekali. Dengan sedikitnya penggunaan air, maka akumulasi endapan kotoran, bakteri, dan lumut pun lebih lambat.

2). Rumah Tangga (4-6 Orang):
Penggunaan air untuk hunian dengan 4-6 orang cenderung lebih banyak. Oleh karena itu tandon akan lebih cepat terpapar kotoran, lumut, hingga bakteri. Membersihkannya selama 3-6 bulan sekali juga akan membantu menjaga kualitas air Anda.

3). Kos-Kosan (10-20 Orang):
Tentu saja penggunaan air di kos-kosan terbilang cukup tinggi. Dengan penghuni yang sangat banyak serta aktivitas yang memerlukan air cukup banyak seperti mandi, mencuci baju dan piring, tentu saja membuat tandon cepat kotor. Maka jarak mencuci tandon yang ideal untuk area kos-kosan adalah 2-3 bulan sekali.

4). Kantor (20-50 Karyawan):
Meskipun penggunaan air di kantor tidak sebanyak di kos atau rumah dengan penghuni yang banyak, akan tetapi air masih sering digunakan untuk mencuci tangan dan keperluan toilet. Dengan pengguna yang cukup banyak, maka idealnya mencuci tandon untuk area kantor dilakukan 3 bulan sekali.

5). Rumah Sakit:
Sebagai salah satu komponen paling penting di Rumah Sakit untuk berbagai keperluan medis, kebersihan, sterilisasi, hingga keperluan sanitasi, kualitas air juga harus tetap terjaga. Mencuci tandon 1-2 bulan sekali tentunya dapat membantu Anda menjaga kualitas air demi memenuhi standar kebersihan Rumah Sakit.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika jarak pencucian antara tandon plastik berbeda dengan tandon stainless. Hal tersebut karena tandon stainless mampu memantulkan cahaya sinar matahari dan tahan terhadap korosi. Oleh karena itu, jarak pencucian tandon berbahan stainless bisa 4 bulan lebih lama dibanding tandon berbahan plastik.

Apa Saja Dampak Jika Tandon Tidak Dibersihkan Secara Rutin?

Kualitas air yang tidak baik dan tertampung di dalam tandon tentu tidak baik untuk dikonsumsi. Selain membuat tandon menjadi cepat kotor, air tersebut juga memberi dampak buruk bagi kesehatan. Berikut penjelasannya:

1. Sistem Pencernaan
Selain digunakan untuk memasak, mencuci peralatan makan hingga bahan makanan, air juga digunakan untuk sikat gigi setiap harinya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), Salmonella, atau Legionella dapat menyebabkan infeksi pencernaan serius. Beberapa dampaknya pada sistem pencernaan antara lain:

Diare akut: Akibat minum air yang tercemar bakteri.

Mual dan muntah: Tanda-tanda bahwa tubuh sedang berusaha menyingkirkan zat berbahaya.

Keracunan makanan: Mengonsumsi air yang terkontaminasi bisa memicu gejala mirip dengan keracunan makanan, seperti sakit perut dan demam.

Kesehatan Mulut: Air yang mengandung kotoran, logam berat, atau bakteri berbahaya juga dapat memengaruhi kesehatan mulut. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah infeksi gusi hingga seriawan.

2. Masalah Kesehatan Mata
Selain sistem pencernaan, mata merupakan salah satu organ yang sangat sensitif jika berkontak dengan air kotor. Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan adalah iritasi mata hingga konjungtivis (mata merah).

3. Kesehatan Paru-Paru Bermasalah
Paparan bakteri dari air tandon yang tidak bersih juga bisa berdampak pada kesehatan pernafasan, terutama jika air tersebut digunakan untuk mandi, mencuci, atau bahkan terbawa ke udara sebagai aerosol (butiran air halus). Bakteri seperti Legionella bisa terhirup melalui uap air dan menyebabkan infeksi paru-paru yang disebut penyakit Legionnaires, yang bisa berujung pada pneumonia. Air kotor juga dapat memicu reaksi alergi atau memperburuk gejala asma pada individu yang sensitif terhadap kualitas udara.

Membersihkan tandon air secara rutin setiap 3-6 bulan adalah langkah pencegahan yang penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Mengabaikan kebersihan tandon dapat membawa berbagai dampak serius pada kesehatan pencernaan, mulut, mata, dan paru-paru keluarga Anda. Jangan tunggu hingga keluarga tercinta Anda terkena penyakit terlebih dahulu, bersihkan tandon Anda secara berkala dan pastikan air yang Anda gunakan sehari-hari selalu aman dan bersih. Percayakan urusan tandon air Anda ke JDM Cleaning dengan memesan layanan Cuci Tandon secara rutin melalui Hotline WhatsApp. Anda juga bisa memesan langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa diunduh via PlayStore mau pun AppStore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Jarang Cuci Sepatu Bakterinya Sebabkan Penyakit Berbahaya Ini!

Menjadi salah satu alas kaki yang menjadi andalan baik untuk acara formal maupun informal, tidak jarang kebanyakan orang akan cenderung mengoleksi berbagai macam sepatu. Akan tetapi, karena padatnya aktivitas terkadang kita cenderung lupa menjaga kebersihan sepatu yang kita miliki. Faktanya membiarkan sepatu kotor dalam waktu yang lama dapat memperburuk jumlah bakteri hingga fatalnya dapat mengancam kesehatan kaki Anda. Berikut macam-macam penyakit yang dapat ditularkan melalui alas kaki kotor yang jarang dicuci!

1. Kutu Air (Athlete’s Foot)

Kutu air merupakan penyakit yang banyak menimpa pengguna alas kaki yang ketat dan tertutup, seperti sepatu. Bermula dari kaki yang berkeringat dan membuat sepatu menjadi lembap hingga adanya keratin pada kulit yang menjadi sumber makanan, hal-hal tersebut dapat menarik berbagai jenis jamur (fungi) untuk berkembang biak.

Sayangnya, penyakit kutu air dapat menular ke orang lain meski terjadi kontak secara tidak langsung seperti menggunakan sepatu bekas orang penderita kutu air. Penularan akan terjadi lebih cepat jika Anda memiliki luka terbuka seperti penderita Diabetes, atau Anda memiliki sistem imun yang lemah. Oleh karena itu, tetap berhati-hatilah saat meminjam alas kaki milik orang lain dan tetaplah jaga kebersihan alas kaki milik Anda.

2. Impetigo

Penyakit Impetigo juga dapat mengancam kesehatan kulit kaki Anda. Meski tidak disebabkan langsung karena jarang mencuci sepatu, akan tetapi sepatu yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi sarang bakteri penyebab Impetigo. Penularan penyakit Impetigo juga dapat dilakukan melalui kontak tidak langsung, salah satunya menggunakan benda bekas pengidap Impetigo seperti sepatu. Penyebaran penyakit kulit ini juga akan makin cepat jika Anda memiliki luka dan sepatu kotor Anda menjadi sarang bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.

3. Mata Ikan

Mata Ikan merupakan penyakit dengan kondisi kulit yang menebal karena gesekan yang terlalu lama. Hal ini terjadi apabila ukuran sepatu terlalu kecil atau sempit dari ukuran kaki Anda. Meski mata ikan atau penebalan kulit tidak disebabkan secara langsung karena jarang mencuci sepatu, akan tetapi kondisi sepatu yang kotor dapat memperparah penyakit ini. Ukuran sepatu yang terlalu sempit akan membuat iritasi pada mata ikan makin parah.

4. Jamur Kuku (Onychomycosis)

Masalah lain yang diakibatkan oleh jarang mencuci sepatu adalah penyakit Jamur Kuku. Meskipun penyakit ini lebih sering dialami oleh lansia mengingat jaringan kuku mereka lebih mudah terkelupas. Akan tetapi, jarang mencuci sepatu dapat menumpuk berbagai kotoran, bakteri, hingga jamur yang dapat memasuki jaraingan kuku Anda. Penggunaan sepatu yang sempit juga dapat membuat produksi keringat pada kaki meningkat, bersama dengan sel kulit mati pada kaki tentu saja dapat memberi nutrisi tambahan penyubur jamur.

5. Bau Kaki

Sebagai pengguna sepatu yang tertutup pasti sudah tidak asing lagi dengan bau kaki setelah penggunaan dalam waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan oleh keringat yang dihasilkan kaki Anda dan bercampur bakteri-bakteri yang ada pada sepatu. Bakteri tersebut akan memecah keringat menjadi asam sehingga mengeluarkan bau tidak sedap. Tentu saja, kebersihan sepatu harus dijaga dengan mencucinya secara rutin agar terhindar dari koloni bakteri penyebab bau kaki.

Demikian beberapa dampak negatif dari jarang mencuci sepatu yang dapat merusak keindahan kulit kaki Anda. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sepatu secara rutin harus selalu Anda terapkan. Jika Anda tinggal di daerah Surabaya dan sedang mencari penyedia layanan cuci sepatu profesional, Anda bisa datang ke outlet JDM Laundry, di sini! Apabila Anda tidak memiliki banyak waktu atau malas keluar rumah, Anda dapat memesan layanan kami melalui Hotline WhatsApp atau pesan secara langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang dapat diunduh via Appstore ataupun Playstore.

Penyebab Pertukaran Kuman, Ini Pentingnya Menjaga Pisau Tetap Steril!

Menjadi peralatan dapur yang sangat penting untuk memotong berbagai jenis makanan seperti ikan, daging, hingga buah-buahan, membuat pisau menjadi barang yang mudah terkontaminasi. Terlebih lagi jika penggunaan pisau tidak tepat maka permukaannya dapat mentransmisikan berbagai kuman dan bakteri. Meski kuman dan bakteri yang berpindah ke bahan makanan tersebut dapat hilang jika termasak dengan baik, sayangnya tidak berlaku untuk jenis makanan seperti salad atau buah-buahan yang harus dikonsumsi secara langsung. Kuman dan bakteri yang dapat berpindah dari satu bahan makanan ke bahan makanan lain ini tentunya dapat mengganggu kesehatan Anda.

Transmisi Kuman dan Kontaminasi Silang

Kontaminasi silang adalah salah satu masalah utama yang terjadi saat kuman berpindah dari satu bahan makanan ke bahan lainnya melalui peralatan dapur, seperti pisau. Sebagai contoh, jika pisau yang digunakan untuk memotong daging mentah langsung digunakan untuk memotong sayuran tanpa disterilkan terlebih dahulu, kuman dari daging mentah tersebut dapat berpindah ke sayuran. Kuman-kuman yang sering ditemukan pada daging mentah, seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter, dapat menyebabkan keracunan makanan yang serius jika termakan.

Proses memasak memang dapat membunuh banyak jenis kuman, tetapi jika kuman sudah mengkontaminasi bahan makanan yang tidak dimasak, seperti sayuran mentah atau buah-buahan, risiko penyakit akan meningkat. Gejala umum dari keracunan makanan meliputi mual, muntah, diare, hingga kram perut, yang dapat berakibat fatal terutama pada anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Kebersihan Pisau yang Penting untuk Diperhatikan

Untuk mengurangi risiko kontaminasi silang, penting untuk menjaga kebersihan pisau secara optimal. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah transmisi kuman:

1. Pisahkan Pisau Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Idealnya, gunakan pisau terpisah untuk memotong daging mentah, sayuran, buah, dan bahan makanan lain. Hal ini membantu mencegah kuman dari satu jenis bahan makanan mencemari bahan makanan lainnya.

2. Cuci Pisau dengan Benar Setelah Setiap Penggunaan
Pastikan pisau dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan, terutama setelah memotong bahan mentah seperti daging, unggas, atau ikan. Pembersihan yang menyeluruh dapat membantu membunuh bakteri dan mencegah penyebaran kuman.

3. Gunakan Permukaan Pemotongan yang Berbeda
Selain pisau, talenan juga berperan dalam transmisi kuman. Gunakan talenan terpisah untuk daging mentah dan bahan makanan lain, dan cuci talenan dengan baik setelah setiap penggunaan.

4. Disinfeksi Pisau Secara Berkala
Selain mencuci pisau dengan sabun dan air, disarankan untuk mendisinfeksi pisau secara berkala, terutama jika digunakan untuk memotong bahan mentah.

Meski terdengar sepele, kebersihan pisau juga harus selalu Anda perhatikan. Karena bisa saja menjadi sumber penyakit hingga keracunan bagi keluarga tercinta Anda. Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko transmisi kuman melalui pisau dapat diminimalisir, sehingga makanan yang disajikan tetap aman untuk dikonsumsi. Tentu saja menjaga kebersihan rumah bersamaan menjadi wanita karir bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, JDM Cleaning hadir memberikan solusi dengan layanan Maid Service yang pastinya dikerjakan oleh cleaner profesional dan harga terjangkau! Jangan ragu lagi, Anda dapat menghubungi Hotline WhatsApp kami untuk informasi lebih lanjut. Anda juga bisa memeesan layanannya sekarang juga melalui aplikasi JDM Cleaning yang dapat di unduh via Playstore ataupun Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Toilet Duduk vs Toilet Jongkok, Lebih Unggul Mana?

Memang terlihat sepele, akan tetapi memilih jenis toilet yang tepat bisa berdampak besar pada kenyamanan dan kesehatan. Baik toilet duduk maupun toilet jongkok memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai perbandingan antara keduanya:

Kelebihan dan Kekurangan Toilet Duduk

Dengan desain yang lebih modern, membuat toilet duduk lebih umum digunakan di negara-negara barat. Berbeda halnya dengan toilet jongkok yang lebih banyak ditemukan di kawasan Asia dan Afrika. Tolet duduk lebih nyaman digunakan terutama bagi orang tua, wanita hamil, hingga orang yang memiiki keterbatasan fisik karena tidak memerlukan banyak tenaga.

Selain itu, toilet duduk juga lebih nyaman digunakan untuk waktu yang lama karena tidak menyebabkan kaki menjadi pegal. Akan tetapi penggunaan toilet duduk saat buang air besar membuat sudut recto-anal kurang terbuka hingga menyebabkan masalah sembelit. Meski begitu, toilet duduk cenderung lebih mudah dirawat dan dibersihkan. Dilengkapi dengan penutup membuat penggunaan toilet duduk lebih sedikit beresiko menyebarkan kotoran saat flushing.

Meski terlihat lebih modern, menjaga kebersihan permukaan dudukan toilet juga perlu dilakukan secara rutin. Pasalnya, dudukan toilet menjadi tempat yang lebih sering mentransmisikan bakteri dari kulit ke kulit. Bahkan tidak jarang, pertukaran bakteri pada toilet duduk dapat menyebabkan penyakit kelamin.

Kelebihan dan Kekurangan Toilet Jongkok

Berbeda dengan toilet duduk, penggunaan toilet jongkok dirasa lebih efektif dalam membantu proses buang air besar. Akan tetapi berada dalam posisi jongkok berlama-lama dapat menimbulkan rasa pegal dan tidak nyaman bagi orang dengan masalah persendian. Selain itu, toilet jongkok juga tidak ramah untuk digunakan bagi orang tua, wanita hamil, atau mereka dengan keterbatasan fisik.

Namun dibalik semua kekurangannya, toilet jongkok memiliki kelebihan yang tidak dimiliiki toilet duduk. JIka toilet duduk bisa mentransmisikan bakteri dan kuman antar penggunanya hingga menyebabkan penyakit kulit dan kelamin, maka toilet jongkok memiliki lebih sedikit kontak langsung dengan kulit sehingga lebih aman untuk digunakan bergantian.

Memilih toilet yang tepat dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kenyamanan dalam rutinitas sehari-hari. Namun apapun jenis toilet pilihanmu, menjaga kebersihannya adalah hal yang harus dijaga setiap harinya. Jika Anda memiliki masalah dalam menjaga kebersihan toilet dan tidak mampu membersihkannya sendiri, Anda bisa memesan layanan General Cleaning dari JDM Cleaning. Dikerjakan oleh tenaga profesional dan dilengkapi dengan peralatan serta chemical yang berkualitas dijamin mampu mengembalikan kebersihan dan kenyamanan di hunian Anda. Jadi, jangan ragu lagi, pesan layanan kami sekarang juga melalui Hotline WhatsApp atau Anda juga bisa memesan via Aplikasi JDM Cleaning yang dapat Anda unduh via Playstore maupun Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Mencuci Underwear Bercampur Pakaian Lain? Awas Dampak Negatifnya!

Mencuci pakaian adalah rutinitas yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, mencampur pakaian dalam dengan pakaian sehari-hari dalam satu cucian dapat menyebabkan berbagai masalah. Berikut beberapa dampak negatif yang telah kami rangkum dari kebiasaan ini:

1. Penyebaran Bakteri dan Jamur

Pakaian dalam bersentuhan langsung dengan area tubuh yang rentan terhadap kelembapan dan bakteri. Mencampurnya dengan pakaian sehari-hari dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan jamur ke seluruh cucian. Penelitian dari Universitas Arizona juga menemukan ternyata mencampur underwear dengan pakaian lain dapat mentransmisikan hingga 100 juta bakteri E. Coli dalam air rendamannya. Tentunya hal ini dapat dicegah dengan menggunakan air bersuhu tinggi untuk merendam pakaian. Akan tetapi, tidak semua jenis kain dapat bertahan lama dalam air bersuhu tinggi karena sebagian kain akan menjadi luntur. Selain itu, penggunaan deterjen yang sama untuk pakaian dalam dan pakaian sehari-hari dapat membuat iritasi kulit. Pasalnya deterjen untuk pakaian outerwear lebih keras untuk jenis kain pakaian dalam.

2. Menurunkan Kualitas Pakaian

Bahan pakaian dalam biasanya lebih lembut dan rapuh dibandingkan dengan pakaian sehari-hari. Mencampurnya dalam satu cucian dapat menyebabkan kerusakan pada serat pakaian dalam. Selain itu, gesekan dengan pakaian yang lebih kasar bisa menyebabkan pakaian dalam cepat rusak dan kehilangan bentuk aslinya. Selain itu, pakaian dalam yang kotor dapat mengeluarkan bau tak sedap. Apabila dicampur dengan pakaian sehari-hari yang tak kalah bau serta penggunaan deterjen yang kurang maka dapat membuat cucian Anda menjadi tidak segar.

3. Mengurangi Efektivitas Pembersihan

Pakaian sehari-hari sering kali lebih kotor dan membutuhkan proses pencucian yang lebih intensif. Mencampur pakaian dalam dengan pakaian sehari-hari dapat mengurangi efektivitas pembersihan kedua jenis pakaian tersebut. Pakaian dalam mungkin tidak menjadi sepenuhnya bersih, sementara pakaian sehari-hari mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup untuk menghilangkan noda dan kotoran. Dengan memisahkan pakaian dalam dari pakaian sehari-hari saat mencuci, Anda dapat menjaga kebersihan, kualitas, dan kesehatan pakaian Anda. Praktik ini mampu membantu mengurangi risiko infeksi, kerusakan pakaian, iritasi kulit, sambil memastikan semua pakaian tercuci dengan efektif dan aman.

Bagaimana? Apakah Anda masih ingin menggabungkan pakaian dalam dengan pakaian sehari-hari saat mencuci? Yuk, mari mulai kebiasaan mencuci yang lebih bijak dan mulai sayangi kesehatan tubuh hingga area sensitif Anda. Tidak ada waktu untuk mencuci sendiri karena sibuk? Serahkan saja ke JDM Laundry! Dikerjakan oleh tenaga profesional dengan mesin cuci dan pengering yang berkualitas dijamin baju Anda akan kembali bersih dan steril. Dilengkapi juga dengan fasilitas antar-jemput membuat Anda tidak perlu keluar rumah lagi dan hanya perlu rebahan saja! Ayo pesan layanan Laundry kami sekarang juga melalui Hotline WhatsApp atau Aplikasi JDM Cleaning yang bisa diunduh via Appstore ataupun Playstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Awas Bocor! Ini 5 Tanda Kebocoran Freon AC Rumahmu

AC rumah adalah bagian penting dalam menjaga kenyamanan di dalam ruangan, tetapi sering kali kita mengabaikan tanda-tanda bahwa AC tersebut mengalami masalah, salah satunya kebocoran freon. Freon adalah zat pendingin yang vital dalam siklus pendinginan AC, dan kebocoran dapat mengakibatkan berbagai masalah. Berikut adalah 5 tanda yang menunjukkan AC rumah Anda mengalami kebocoran freon:

1. Efisiensi Pendinginan Berkurang

Ketika freon AC mengalami kebocoran, proses pendinginan di dalam ruangan akan terpengaruh secara signifikan. Anda mungkin akan merasa meskipun telah menyalakan AC, ruangan tidak mencapai suhu yang diinginkan atau memerlukan waktu lebih lama untuk mendinginkan ruangan. Ini bisa menjadi tanda pertama bahwa ada masalah dengan freon AC di rumah Anda.

2. Peningkatan Tagihan Listrik

Kebocoran freon membuat AC bekerja lebih keras untuk mencapai suhu yang diinginkan. Akibatnya, konsumsi energi listrik AC meningkat secara signifikan karena unit harus bekerja lebih lama dan lebih keras. Jika tagihan listrik bulanan Anda tiba-tiba naik tanpa alasan yang jelas, mungkin saja kebocoran freon menjadi penyebabnya.

3. Pembentukan Es di Evaporator

Ketika isi freon AC Anda berkurang, tekanan dan suhu evaporator bisa turun drastis. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan kelembaban di dalam unit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pembentukan es di sekitar evaporator atau bahkan pada pipa yang mengalirkan freon. Jika Anda melihat es pada bagian dalam unit AC, ini bisa menjadi indikasi bahwa freon mengalami kebocoran.

4. Terdengan Bunyi Tidak Biasa

Kebocoran pada freon AC bisa menyebabkan berbagai bunyi aneh dari unit AC. Misalnya, Anda mungkin mendengar suara mendesing, suara bergemuruh, atau perubahan dalam pola suara yang biasa terdengar dari AC rumah Anda. Ini terjadi karena sistem pendinginan bekerja di luar parameter yang normal akibat kebocoran freon.

5. Tercium Bau Aneh Pada AC

Seiring waktu, freon AC yang bocor dapat bereaksi dengan udara dan bahan lainnya di dalam ruangan. Ini bisa menghasilkan bau yang tidak biasa atau tajam, terutama ketika AC dinyalakan. Bau ini mungkin mirip dengan bau kimia atau bau yang menyengat, tergantung pada jumlah freon yang bocor dan interaksi dengan udara.

Jika Anda mendapati salah satu dari tanda-tanda di atas pada AC rumah Anda, penting untuk segera menghubungi teknisi AC profesional yang telah terkualifikasi. Kebocoran freon tidak hanya mempengaruhi kinerja AC, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada unit AC Anda jika tidak segera ditangani. Apabila Anda mengalami masalah dengan kebersihan AC atau memerlukan isi ulang freon AC, Anda bisa mempercayakan kebersihan AC Anda pada JDM Cleaning. Didukung oleh tenaga profesional yang sudah terlatih hingga peralatan dan proses pengerjaan yang super detail, dijamin AC Anda akan kembali bersih sehingga udara di rumah Anda makin sejuk dan sehat. Tunggu apa lagi? Pesan layanan Cuci AC dari JDM Cleaning melalui Hotline WhatsApp atau dapatkan diskon dengan memesan melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh di Playstore maupun Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

4 Cara Merawat Sepatu Agar Tetap Awet

Sepatu merupakan salah satu barang yang sering kita gunakan dalam aktivitas sehari-hari. Baik itu sepatu kerja, olahraga, atau sekadar sepatu santai, merawatnya dengan baik akan membuatnya lebih awet dan tetap terlihat bagus. Berikut adalah lima cara efektif untuk merawat sepatu agar tetap awet!

1. Bersihkan Sepatu Secara Rutin

Cara membersihkan sepatu sangat bergantung pada bahan sepatu tersebut. Sepatu kulit memerlukan pembersih khusus kulit, sedangkan sepatu kanvas dapat dicuci dengan air sabun biasa. Pastikan Anda mengetahui bahan sepatu Anda dan membersihkannya dengan cara yang tepat. Selain itu hindari mencuci sepatu menggunakan mesin cuci karena dapat merusak struktur sepatu. Lebih baik cuci sepatu Anda secara manual menggunakan sikat yang halus untuk menjaga bentuk dan kekuatannya.

2. Jemur di Tempat yang Tepat

Sinar matahari langsung dapat membuat warna sepatu memudar dan bahan menjadi rapuh. Jemur dan simpan sepatu di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hindari juga menjemur dengan mesin pengering karena panasnya dapat merusak lem dan bahan sepatu. Alangkah baiknya keringkan sepatu dengan cara diangin-anginkan di tempat terbuka yang teduh.

3. Gunakan Produk Pelindung Khusus

Untuk sepatu berbahan kain atau suede, gunakan semprotan anti air untuk melindungi dari noda dan air. Semprotan ini akan membuat lapisan pelindung di permukaan sepatu sehingga lebih tahan lama. Sedangkan sepatu kulit juga membutuhkan perawatan ekstra dengan krim pelindung yang bisa menjaga kelembapan dan kilau alami kulit. Oleskan krim pelindung secara rutin untuk menjaga sepatu kulit tetap elastis dan tidak pecah-pecah.

4. Jangan Gunakan Sepatu yang Sama Setiap Hari

Memakai sepatu yang sama setiap hari bisa tentunya membuat cepat rusak. Berikan waktu istirahat pada sepatu dengan merotasi penggunaan beberapa pasang sepatu. Ini juga membantu sepatu mengering sepenuhnya setelah digunakan. Menggunakan sepatu sesuai dengan fungsinya juga akan memperpanjang umur sepatu. Jangan gunakan sepatu olahraga untuk kegiatan formal, atau sebaliknya.

Merawat sepatu dengan baik tidak hanya membuatnya awet tetapi juga menjaga penampilan Anda tetap prima. Dengan membersihkan, menyimpan, dan menggunakan sepatu dengan cara yang tepat, Anda dapat menggunakan sepatu favorit Anda dalam jangka waktu yang lebih lama. Jika Anda tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memcuci dan membersihkan sepatu Anda, JDM Laundry adalah solusinya! Menjadi penyedia jasa laundry premium di daerah Surabaya, tentunya tidak hanya menerima pakaian, selimut, dan bed cover saja. Kami juga menerima laundry gorden, boneka, helm, hingga sepatu yang semuanya dikerjakan dengan detail dan profesional serta dilengkapi dengan alat yang berkualitas! Jangan ragu lagi, serahkan masalah pakaian hingga sepatumu pada JDM Laundry dengan memesan melalui Hotline WhatsApp atau Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh melalui Playstore atau Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Gawat! Lama Tidak Mencuci AC Bisa Berakibat Fatal!

Pada masa pemanasan global seperti ini memiliki AC tampaknya menjadi idaman setiap orang. Selain dapat mendinginkan ruangan, AC juga dapat memfilter debu pada udara sehingga angin yang dihembuskan ke dalam ruangan menjadi lebih bersih dan steril. Tentunya hal itu tidak akan bertahan lama karena komponen AC juga akan dipenuhi oleh debu dan kotoran yang dapat menghambat kinerjanya. Oleh karena itu, agar peforma AC selalu maksimal dibutuhkan perawatan seperti cuci AC yang idealnya dilakukan 3 bulan sekali. Kira-kira apa saja dampak negatifnya jika Anda lengah dalam merawat AC?

Berbagai penyakit berbahaya siap mengintaimu

Salah satu akibat dari jarang mencuci AC adalah banyaknya kotoran dan debu yang dapat memengaruhi kualitas udara yang kamu hirup. Fatalnya debu yang bercampur dengan bakteri tersebut bisa saja mengakibatkan penyakit pernafasan seperti alergi, asma, bronchitis, pneumonia, hingga penyakit Legionnaires yang dapat menyebabkan kematian.

Tak hanya itu, AC yang lama tidak dicuci dan dipenuhi oleh kotoran dan debu juga rawan menjadi tempat berkembang biak jamur. Hal tersebut dapat mengakibatkan munculnya bau tak sedap dari hembusan angin pada AC Anda keseluruh penjuru ruangan. Tentunya hal tersebut dapat membuat keluarga dan tamu Anda merasa tidak nyaman berlama-lama di rumah.

AC menjadi cepat rusak

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa debu dan kotoran yang menumpuk pada AC dapat menghambat kinerjanya. Akibatnya performa AC dalam mendinginkan ruangan bisa memakan waktu yang lebih lama dari biasanya. Selain itu, AC yang lama tidak dibersihkan juga akan bekerja lebih keras berkali-kali lipat dalam mendinginkan hunian Anda yang akibatnya akan terlihat dari tagihan listrik Anda yang makin menunggak.

Tidak berhenti sampai di situ saja, terganggunya aliran udara pada AC dapat mengakibatkan kerusakan beberapa komponen pada AC. Akibatnya Anda akan membutuhkan bantuan profesional untuk memperbaikinya bahkan menggantinya dengan biaya yang lebih mahal.

Kapan waktu yang tepat untuk mencuci AC?

Memiliki barang elektronik memang harus pandai dalam merawat agar masa pakainya dapat bertahan lama. Dalam hal mencuci AC, usahakan untuk melakukannya secara rutin selama 3 bulan sekali bahkan 1 bulan sekali jika pemakaian AC terlalu sering dan kondisi ruangan sangat kotor. Jangan menunggu hingga AC Anda terasa panas ataupun muncul bau tak sedap karena itu merupakan tanda bahwa kotoran pada AC sudah sangat kotor hingga mengganggu kinerjanya.

Tidak heran jika banyak dari pengguna AC masih tidak tahu cara mencuci AC dan merawat AC yang benar. Terlebih lagi masih banyak penyedia jasa cuci AC yang mematok dengan harga yang tinggi membuat pengguna AC lebih memilih menunda memberi perawatan pada AC mereka. Tetapi kini Anda tidak perlu bingung lagi karena JDM Cleaning telah menyediakan layanan Cuci AC premium yang pastinya dikerjakan oleh cleaner terlatih dan profesional serta harga yang terjangkau!

Terdapat paket Cuci AC Plus yang terdiri dari Cuci AC dan Steam, serta paket Cuci AC Xtra yang terdiri dari Cuci AC, Steam, penyemprotan disinfectant, AC flushing, hingga pemberian gratis filter anti virus. Tentunya semua pengerjaan akan dilakukan secara detail dengan melakukan pengecekan komponen-komponen penting pada AC sebelum dan sesudah pengerjaan. Anda juga dapat memesan layanan kami melalui chat via Hotline WhatsApp atau aplikasi JDM Cleaning yang dapat Anda unduh melalui Playstore maupun Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Anti Melar, Begini Cara Rawat Kaus Kaki yang Benar!

Tidak hanya khusus digunakan untuk para pelajar yang masih aktif bersekolah saja, kaus kaki juga dapat digunakan sebagai pelangkap footwear untuk orang dewasa. Memiliki banyak manfaat dan kegunaan membuat kaus kaki menjadi salah satu benda yang harus dimiliki dan dirawat dengan baik agar awet. Tidak banyak orang yang tahu mengenai cara merawat kaus kaki yang benar membuat kaus kaki mereka cepat melar hingga harus membeli yang baru berkali-kali. Meski sepele, berikut beberapa hal yang harus Anda hindari agar kaus kaki Anda tetap awet dan tidak melar!

Pilih kaus kaki berkualitas dengan ukuran yang sesuai

Memilih kaus kaki dengan bahan berkualitas tentunya akan lebih awet dibanding membeli kaus kaki dengan bahan yang tipis. Selain itu pilihlah kaus kaki dengan ukuran yang pas untuk kaki Anda. Menggunakan kaus kaki yang terlalu kecil dari ukuran kaki Anda dapat membuat serat kaus kaki menjadi melar dan cepat rusak. Sama halnya jika Anda menggunakan kaus kaki dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran kaki Anda, hal tersebut membuat penggunaan kaus kaki tidak maksimal dan Anda terpaksa menarik kaus kaki lebih tinggi agar menempel dengan benar.

Hindari menggulung kaus kaki

Banyak orang beranggapan dalam menyimpan kaus kaki harus dengan cara digulung agar rapi dan tidak terpisah. Bahkan tidak jarang ada video tutorial menggulung kaus kaki dengan teknik tertentu. Faktanya hal tersebut dapat membuat kaus kaki menjadi renggang dalam waktu lama dan melar. Solusinya, simpan sepasang kaus kaki dengan cara dilipat dengan rapi dan jauh dari pakaian lainnya agar mudah ditemukan.

Jangan gunakan mesin cuci dan mesin pengering

Penggunaan mesin cuci untuk mencuci kaus kaki bukanlah hal yang tepat. Faktanya putaran pada mesin cuci dapat membuat kaus kaki menjadi melar. Sama halnya dengan mesin pengering yang dapat membuat serat kaus kaki merenggang, oleh sebab itu pilihlah proses pengeringan manual seperti dijemur di tempat yang rindang. Jadi usahakan mencucinya secara manual menggunakan tangan dan hindari menyikat kaus kaki agar seratnya tetap terjaga keawetannya.

Hindarkan dari panas secara langsung

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya untuk menjemur kaus kaki ditempat yang rindang agar tidak terkena panas secara langsung. Selain itu Anda juga dianjurkan untuk tidak menggunakan seterika pada kaus kaki. Hal tersebut patut dilakukan karena panas yang menyentuh serat kaus kaki dapat membuatnya melar hingga warnanya memudar.

Temukan informasi lengkap seputar cara merawat pakaian hanya di media sosial resmi milik JDM Laundry serta JDM Cleaning. Untuk perawatan pakaian berkualitas premium Anda bisa dapatkan dengan memesan layanan laundry dari JDM Laundry yang bisa Anda pesan melalui Hotline WhatsApp serta Aplikasi JDM Cleaning yang dapat Anda unduh di Playstore dan Appstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!