Chat Us!

Sering Dilupakan, Ini Pentingnya Bersihkan Flush Tank Kloset

Meski banyak orang rajin membersihkan toilet, tidak jarang banyak orang yang melewatkan atau melupakan area flush tank pada kloset. Bagian ini memang tertutup sehingga banyak orang yang merasa bingung bagaimana cara membersihkannya. Belum lagi anggapan bahwa bagian bowl dan dudukan lebih penting karena lebih sering digunakan membuat kebersihan flush tank kerap kali dibiarkan begitu saja.

Meskipun terlihat sepele, tangki kloset yang jarang dibersihkan dapat menyimpan banyak sumber masalah. Mulai dari bau tak sedap, aliran air yang melemah, hingga risiko kesehatan lainnya. Berikut penjelasannya:

Jadi Sarang Bakteri dan Lumut

Bagian flush tank yang selalu tertutup akan menjadi lembap yang merupakan kondisi sempurna untuk para bakteri, jamur, hingga lumut berkembangbiak. Jika lumut dibiarkan terlalu lama, air akan berubah warna hingga menimbulkan bau tidak sedap. Lalu, karena air tersebut digunakan untuk membilas bowl, tentu saja membuat bowl kloset semakin cepat kotor meski sudah sering dibersihkan.

Komponen Flush Jadi Cepat Rusak

Selain membuat dinding dalam flush menjadi kotor hingga kekuningan, endapan kotoran tersebut dapat menumpuk hingga mengganggu kerja flush. Akibatnya tombol flush bisa macet hingga memengaruhi aliran air untuk menyiram bowl keluar lebih sedikit atau malah tidak berhenti mengalir sama sekali. Tentu saja menjaga kebersihan flush tank secara berkala jauh lebih murah dibanding ongkos mengganti atau memperbaiki flush yang telanjur rusak

Oleh karena itu, membersihkan flush tank 2-3 kali setahun akan menyelamatkan Anda dari berbagai penyakit kulit yang dibawa oleh kotoran serta lumut pada flush tank. Jadi, jangan tunggu flush tank Anda rusak dahulu baru dibersihkan. Jadwalkan deep cleaning toilet Anda sekarang juga bersama JDM Cleaning. Untuk info lebih lanjut, Anda dapat menghubungi via Hotline WhatsApp JDM Cleaning atau pesan secara langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh via Appstore maupun Playstore.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Kurangi Dampak Baby Blues Syndrome Dengan Cara Ini

Menjadi seorang ibu setelah melahirkan adalah momen yang penuh dengan kebahagiaan dan ditunggu-tunggu. Akan tetapi, dibalik senyum dan kebahagiaan tersebut ada tantangan emosional yang sudah menunggu sang ibunda. Baby Blues Syndrome merupakan salah satu kondisi yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan yang disebabkan oleh berbagai hal, berikut penjelasannya:

Baby Blues Syndrome adalah kondisi yang muncul beberapa hari setelah persalinan yang paling terlihat berdampak pada sang ibu. Beberapa tanda kondisi Baby Blues Syndrome adalah:
1. Perubahan suasana hati seperti mudah sedih dan menangis tanpa sebab yang jelas (mood swing).
2. Merasa cemas dan kewalahan menghadapi rutinitas baru sebagai ibu.
3. Mudah lelah dan kesulitan untuk fokus mengambil keputusan.
4. Kesulitan tidur (insomnia)
5. Nafsu makan berkurang

Sindrom Baby Blues ini dapat bertahan selama 2 minggu, jika kondisi tidak berakhir dan melebihi 2 minggu maka bisa jadi sang ibu mengalami Postpartum Depression. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh penyesuaian terdahap perubahan pola hidup karena kehadiran sang buah hati. Tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

1. Perubahan hormon

Tidak hanya perubahan hormon yang terjadi dalam beberapa fase tiap bulannya, tubuh wanita juga akan mengalami banyak penyesuaian setelah melahirkan baik secara normal maupun caesar. Menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron setelah melahirkan dapat mengganggu kadar serotonin dan dopamin di otak yang membuat sang ibu lebih sensitif.

2. Stres oleh tuntutan mengurus bayi

Dengan hadirnya si kecil di dalam keluarga membuat sang ibu harus menyesuaikan pola hidupnya dengan kebiasaan dan tugas baru. Tidak heran banyak para ibu baru yang merasa cemas, khawatir, dan ragu terhadap kemampuannya menjalani tugas baru. Hal tersebut tentu membuat sang ibu stres hingga memicu sindrom Baby Blues.

3. Kurang tidur

Selain menjadi tanda sindrom Baby Blues, kurang tidur juga menjadi salah satu penyebab sang ibu mengalami stres karena tertekan selama menjalani peran barunya. Bahkan studi mengungkapkan bahwa kurang tidur selama trisemeter terakhir sebelum melahirkan dapat meningkatkan kemungkinan sang ibu mengidap Baby Blues setelah melahirkan.

Salah satu kunci utama dalam membantu sang ibu melewati masa Baby Blues adalah dengan mendapat dukungan dari lingkungan sekitar. Membiasakan diri dengan peran baru juga membutuhkan waktu, akan tetapi pekerjaan rumah tangga yang menumpuk justru membuat fokus sang ibu terganggu hingga mengalami stres dan memicu sindrom Baby Blues.

Tetapi kini Anda tidak perlu khawatir karena JDM Cleaning menyediakan layanan Maid Service yang bisa dipesan untuk meringankan beban pekerjaan rumah harian selama masa pasca melahirkan. Tidak perlu merasa cemas karena privasi Anda tidak akan terganggu dan kualitas pengerjaan tim Maid Service dari JDM Cleaning juga sangat profesional. Tunggu apalagi? Pesan layanan Maid Service dari JDM Cleaning sekarang juga melalui Hotline WhatsApp atau pesan langsung via Aplikasi JDM Cleaning yang bisa Anda unduh via App Store ataupun Play Store.

JDM Cleaning, Juara Dalam Membersihkan!

Marvell Badminton Court

Kota Surabaya

Sering Dianggap Bersih, Ini Alasan Baby Bed Harus Rutin Dicuci!

Baby bed adalah perlengkapan yang wajib dimiliki oleh orang tua yang sudah memiliki buah hati. Si kecil biasanya akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur dan bermain di atas kasur. Karena itu, sudah seharusnya orang tua selalu waspada dan menjaga kesehatan buah hati dari berbagai sumber penyakit mulai dari merawat kasur bayinya.

Meski hanya digunakan di dalam ruangan, kasur bayi juga bisa menjadi sarang kuman, bakteri, dan tungau. Terlebih, kulit bayi yang masih sensitif sangat mudah terkena dampak jamur dan tungau dari kasur yang jarang dibersihkan. Walaupun terlihat bersih, berikut beberapa alasan mengapa Anda perlu rutin membersihkan kasur si kecil:

1. Bayi Rentan Alergi dan Iritasi
Kulit bayi sangat sensitif terhadap keringat, debu, serta berbagai penyebab alergi dan iritasi, seperti sisa makanan atau minuman yang menempel di kasur. Jika kasur tidak dibersihkan secara rutin, kotoran tersebut dapat menyebabkan ruam, iritasi, hingga alergi pada kulit bayi.

2. Kasur Bayi Mudah Kotor
Selain kulit yang sensitif, kebiasaan bayi seperti gumoh, muntah, atau popok bocor dapat membuat cairan meresap ke dalam kasur. Jika tidak segera dibersihkan, kasur akan menjadi lembap dan berpotensi ditumbuhi jamur.

3. Menghindari Tungau dan Debu
Kasur yang jarang dibersihkan akan dipenuhi debu halus yang dapat mengganggu pernafasan si kecil. Belum lagi, tungau yang memakan sel kulit mati dapat berkembang biak dengan cepat jika kasur tidak dibersihkan secara rutin.

Kasur bayi atau baby bed yang bersih dan bebas bau akan membuat bayi lebih nyaman dan nyenyak saat beristirahat. Tentu saja, si kecil yang tidur tenang tanpa rewel adalah momen berharga bagi orang tua. Idealnya, kasur bayi dicuci setiap 2–4 minggu sekali, atau segera setelah terkena noda, tumpahan susu, urine, maupun muntahan.

Jika Anda memiliki jadwal kerja yang padat hingga tidak sempat mencuci kasur bayi, Anda bisa memesan layanan Fabric & Upholstery dari JDM Cleaning. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Hotline WhatsApp JDM Cleaning atau pesan langsung melalui Aplikasi JDM Cleaning yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store.

JDM Cleaning, Juara dalam Membersihkan!